Halaman

Sabtu, 22 Februari 2014

Cerita Inspiratif tentang warisan

     Warisan. Banyak orang yang tergila gila gila  dengan warisan. Jika ada orang tua yang meninggal dunia, pasti akan meninggalkan warisan. Hal ini juga yang menimbulkan perdebatan atau permusuhan diantara saudara, siapa yang pantas mendapat warisan lebih banyak. Kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah mengenai warisan. Simak ceritanya :)

     Pada suatu hari disebuah kampung, terdapat sebuah keluarga yang mempunyai 3 orang anak. Mereka memiliki harta yang berkecukupan. Mereka juga punya 17 ekor kuda yang setiap hari selalu di gembala. Bisa dibilang mereka keluarga yang bahagia.

     Suatu hari, Ibu dan Ayah mereka Mengalami Sakit yang cukup parah. Mereka terpaksa harus dirawat dirumah sakit. ke 3 anak mereka menjadi sedih. Siang dan malam, mereka bergantian merawat orang tuanya. Selain merawat orang tua, mereka juga bergantian mengembala kuda kuda mereka.  Hari demi hari telah terlewati. Tetapi orang tua mereka tidak kunjung sembuh

Ibu : "Anak anakku, sepertinya ibu dan ayah tidak bisa bertahan lebih lama lagi."
Anak 2 : "Ibu tidak boleh berkata seperti itu! siapa yang akan merawat kami bertiga."
Ayah : "Tenang saja, ayah sudah menyuruh Ustad Putra untuk merawat kalian."
Ibu : "Ibu juga berpesan, tolong jaga 17 ekor kuda milik kita. Jika ingin dibagi, bagilah dengan adil."
Anak 1 : "Baik bu, kami akan membaginya dengan adil."
Anak 3 : "Ibu, Ayah, jangan tinggalkan kami."
Ayah : "Terima kasih, Anak anakku."

     Malam itu juga, orang tua merekapun menghembuskan nafas terakhirnya. Beberapa hari setelah orang tua mereka meninggal, mereka membahas tentang harta warisan yaitu yang berupa 17 ekor kuda.

Anak 1 : "Baiklah, sekarang kita akan membagi warisan dari ibu dan ayah."
Anak 2 : "Aku harus dapat yang paling banyak."
Anak 1 : "Tidak bisa begitu. Aku anak pertama, jadi aku yang mendapat lebih banyak."
Anak 3 : "Seharusnya kalian mengalah kepada adiknya. Aku yang dapat lebih banyak."
Anak 1 : "Aku ini anak pertama, yang paling besar. Jadi, aku layak mendapat paling banyak."
Anak 2 : "Itu tidak adil."
    
     Mereka  bertiga saling tidak mau mengalah dan menginginkan yang paling banyak. Akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya kepada Ustad Putra.

Anak 1 : "Ustad, kami ingin bertanya kepada anda."
Ustad : "Mau tanya apa?"
Anak 1 ; "Begini, ketika orang tua kami meninggal, mereka meninggalkan warisan berupa 17 kuda."
Ustad : "Terus masalahnya apa?"
Anak 2 : "Kami minta bantuan kepada anda untuk membaginya."
Ustad : "Oh, begitu. baiklah saya bantu. Tapi, karena jumlah kudanya ganjil susah. Ini saya kasih satu lagi biar jadi 18 ekor."
Anak 3 : "Terima kasih banyak, ustad."
Ustad : "Sekarang akan saya bagi. Anak pertama mendapatkan 1/2 dari jumlah kuda, yaitu 9 ekor."
Ustad : "Anak kedua mendapat 1/3 dari jumlah kuda, yaitu 6 ekor."
Ustad : "Anak ketiga mendapat 1/9 dari jumlah kuda, yaitu 2 ekor."
 Anak 1 : "Terima kasih, ustad. Tapi siapa yang mendapatkan kuda terakhir?
Ustad : "Ya buat Saya. Kalian sudah saya bantu membagi dengan adil, ya saya dapat bagian juga."

      Dari cerita diatas, kita dapat mengambil banyak pelajaran. Diantaranya, dalam membagi atau melakukan sesuatu, kita disuruh berprilaku adil. Jangan mengutamakan egois diri sendiri. Apa yang dilakukan ustad tadi adalah salah satu prilaku yang adil. Dia juga pintar membagi kuda kuda tersebut agar semua merasa puas.
      Masih banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Tapi, pada intinya janganlah karena masalah warisan membuat keluarga menjadi terpecah pecah.